Dalam Agama Budha, Stupa merupakan lambang yang memiliki arti sangat dalam. Berbentuk seperti mangkok terbalik yang di puncaknya terdapat sebuah tongkat persegi atau segi delapan dan merupakan tanda dari tempat yang suci. Jika kita berbicara akan stupa, pasti kamu akan teringat dengan candi-candi yang ada di Indonesia, salah satunya Provinsi Yogyakarta. Perjalanan Stupa di Yogyakarta bisa jadi liburan menyenangkan yang bisa kamu cicipi.
Kamu pasti sudah tahu, kalau Yogyakarta adalah kota yang memiliki sejarah panjang. Terlihat bagaimana pemerintahannya pun masih dipimpin oleh seorang Sultan atau Raja. Sehingga sudah jelas kalau Keraton Yogyakarta memiliki cerita menarik di masa lampau. Terbukti dengan banyaknya ditemukan candi Budha dan Hindu.
Nah, dari kenyataan di atas, maka kamu sudah bisa menebak bahwa candi Budha yang ada di kota ini sendiri sangatlah banyak sekali. Dimana bisa kamu pertimbangkan untuk dikunjungi ketika sedang berlibur di Yogyakarta. Mana saja candi Budha yang bisa kamu kunjungi selama berada di kota ini? Yuk, lihat daftarnya di bawah ini.
Candi Mendut
Candi Budha pertama yang bisa kamu kunjungi di Yogyakarta adalah Candi Mendut. Candi yang dibangun oleh Raja Indra dari Wangsa Syailendra memiliki sebuah relung yang ditujukan sebagai singgasana dari arca Budha. Lokasi dari Candi Mendut ini berada 3 km dari Candi Borobudur dan mempunyai stupa-stupa kecil yang usia terbilang sangat tua.
Di semua bagian candi terdapat relief yang menceritakan berbagai kisah, mulai dari burung dan kura-kura, brahmana dan kepiting serta masih banyak lagi. Ketika kamu masuk ke dalam Candi Mendut, maka akan disambut dengan aroma wangi dari hio yang dipasang. Kemudian juga ada 3 arca besar, yaitu Dhyani Buddha Sakyamuni, lalu Avalokiteshvara dan juga Bodhisattva Vajrapani.
Untuk bisa mengunjungi Candi Mendut, kamu bisa datang di hari Senin hingga Minggu mulai pukul 7 pagi sampai 5 sore. Tiket masuknya pun juga murah, yaitu Rp. 3.000 saja. Sampai sekarang Candi Mendut juga masih digunakan untuk berbagai ritual agama Budha yaitu Chanting atau pembacaan teks dari kitab agama Budha.
Candi Plaosan
Perjalanan stupa di Yogyakarta bisa kamu lanjutkan dengan mengunjungi Candi Plaosan yang dekat sekali lokasinya dengan Candi Prambanan. Candi yang satu ini sendiri dibangun oleh Rakai Pikatan untuk Sang Permaisuri, yaitu Pramudya Wardhani. Dari bentuk bangunan atau arsitekturnya, candi ini sebenarnya perpaduan antara agama Hindu dan Budha.
Komplek dari candi ini dibagi menjadi dua, yaitu Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Memiliki bentuk segi empat, kedua candi pun terdapat teras yang digunakan untuk semedi. Dimana pada bagian timur terdapat stupa dan di sisi lain terdapat sebuah gardu. Dari bentuk kedua candi yang sangat mirip ini, banyak yang menyebutnya sebagai Candi Kembar.
Usia dari Candi Plaosan sendiri diperkirakan lebih muda dari Candi Mendut. Karena terlihat dari usia stupa yang ada, dimana stupa di Candi Mendut dipastikan usia jauh lebih tua. Lokasi Candi Plaosan ini hanyalah 1 km dari Candi Prambanan. Kamu bisa mengunjungi candi ini di hari Senin sampai Minggu, mulai dari jam 6 pagi hingga 5 sore. Tiket masuknya hanyalah Rp. 3.000 saja yang sudah pasti sangatlah murah untuk menikmati kemegahan di masa lalu.
Candi Kalasan
Selanjutnya, kamu juga harus berkunjung ke Candi Kalasan yang merupakan candi Budha tertua yang tidak banyak orang tahu. Mungkin kebanyakan dari kita akan berpikir bahwa Candi Borobudur adalah mahakarya paling tua. Ternyata Candi Kalasan atau Candi Dewi Tara adalah yang tertua karena selesai dibangun pada tahun 778 M.
Dimana yang membangunnya pun konseptor dari Candi Borobudur, yaitu Rakai Pikatan. Candi Kalasan terletak di Kalasan, maka disebutlah dengan nama yang sama. Pada mulanya, candi ini adalah hadiah perkawinan antara Pancapana dan Dyah Pramudya Wardhani. Di seluruh bagian candi dihiasi berbagai relief cantik yang sangat memukau.
Kamu bisa mengunjungi Candi Kalasan ini dari hari Senin hingga Minggu, mulai pukul 8 pagi hingga 5 sore. Untuk tiket masuknya sendiri juga tidaklah mahal, yaitu hanya Rp. 5.000 saja. Kamu sudah bisa menikmati bangunan kuno yang penuh dengan sejarah tersebut.
Candi Pawon
Candi selanjutnya yang juga tidak boleh kamu lewatkan adalah Candi Pawon. Bisa dikatakan candi ini sendiri sangatlah unik dibandingkan dengan lainnya. Alasannya tidak seperti candi lain yang tertutup atau tidak ada ventilasi, di Candi Pawon kamu akan melihat adanya lubang angin. Keunikan lainnya, candi ini adalah penghubung antara Candi Mendut dan Candi Borobudur.
Bentuk dari Candi Pawon persegi dan bertingkat. Ruangan di dalam candi ini lebih kecil dari Candi Mendut. Lokasi dari candi ini juga terbilang tersembunyi karena letaknya ada di area pemukiman warga. Meski begitu, Candi Pawon masih memiliki bentuk bangunan yang indah. Nama candi ini juga memberikan pertanyaan sendiri.
Karena dalam Bahasa Jawa, pawon memiliki arti sebagai dapur atau tempat memasak. Dimana ini sangat cocok dengan adanya lubang ventilasi yang disematkan pada candi. Meski demikian, nama candi ini masih menjadi mister. Tapi, seorang ahli yang bernama J.G de Casparis meyakini bahwa nama pawon ini memiliki arti perabuan atau pembuangan atau bisa juga pembarakan.
Masyarakat setempat juga menyebut Candi Pawon dengan nama Brajanalan yang diambil dari Bahasa Sansekerta, yaitu vajra yang berarti halilintar dan anala yang berarti api. Ada banyak yang menyimpulkan bahwa Candi Pawon ini memang memiliki peranan penting dalam kehidupan masa lampau dari umat Budha pada masa Syailendra.
Candi Sari
Candi terakhir yang bisa jadi penutup perjalanan stupa kamu selama berada di Yogyakarta adalah Candi Sari yang diperkirakan dibangun pada abad ke-8. Candi ini dibangun oleh Rakai Panangkaran yang difungsikan sebagai tempat beristirahat para biksu yang bekerja di Candi Kalasan atau Candi Tara.
Candi ini memang lokasinya sangatlah dekat dengan Candi Kalasan, sekitar 200 meter saja. Di dalam candi tersebut juga dijelaskan apa saja tugas dari para biksu yang menempatinya. Nama dari Candi Sari sendiri dipercaya diambil dari kata “sare” yang mana dalam Bahasa Jawa memiliki arti tidur atau istirahat.
Kamu bisa mengunjungi candi ini pada hari Senin hingga Minggu mulai pukul 8 pagi hingga 3 sore saja. Untuk tiket masuk ke Candi Sari dibedakan dari asal turis yang datang, untuk WNI hanya akan dikenakan Rp. 5.000 saja, sedangkan WNA harus membayar Rp. 10.000. Masih sangat terjangkau, apalagi kamu akan menikmati keindahan bangunan masa lalu yang penuh dengan sejarah.
Itulah beberapa candi yang bisa jadi perjalanan stupa yang sangat berkesan. Selama kamu mengunjungi semua candi tersebut, kamu akan merasakan bagaimana kerajaan di Indonesia di masa lampau sudah mengajarkan kita untuk saling menghormati. Jika kamu ingin mengunjungi semua candi tersebut, jangan ragu untuk menghubungi Widyalokawisata. Kami adalah penyedia layanan jasa tour terbaik di Yogyakarta. Kami memastikan kamu bisa menikmati wisata perjalanan ke candi-candi serta destinasi lainnya.